Psikologi Faal - Hana's Psyche

Psikologi faal (physiological psychology) adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang berfokus pada perilaku manusia. Psikologi faal dalam kaitannya dengan segi fisiologis manusia. Dengan kata lain, psikologi faal adalah gabungan antara psikologi dan fisiologi.

Ilmu ini khususnya mempelajari fungsi dan respon otak dan organ-organ tubuh terhadap perilaku tertentu, misalnya stress, marah, gembira, dsb. Penelitian membuktikan bahwa stress yang dialami seseorang (fenomena psikis) dapat menimbulkan atau memperparah penyakit (fenomena fisiologis) pada orang tersebut.

Pengertian Psikologi Faal menurut Ahli

Francis Bacon (1561-1626), yang dikenal sebagai “Bapak Empirisisme”, berpendapat bahwa pada dasarnya “pengetahuan diperoleh dari pengalaman”, terutama pengalaman inderawi. Empirisisme menyatakan bahwa teori dan hipotesa harus diuji melalui pengamatan dan eksperimen. Dengan demikian, Bacon menolak rasionalisme yang semata-mata berpegang pada penalaran (reasoning ) sebagai jalan untuk mendapatkan pengetahuan. Metode induktif, yakni metode yang menggunakan bukti empirik yang spesifik untuk sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum, harus diutamakan sebagai metode sains.

Kemudian, Charles Bell (1774-1842) dan Francois Magendie (1783-1855) adalah dua tokoh yang untuk pertama kali menemukan keberadaan syaraf sensorik dan syaraf motorik pada tubuh manusia. Syaraf sensorik berfungsi mengirimkan informasi sensorik dari seluruh tubuh berupa impuls ke sistem syaraf pusat. Sebaliknya, syaraf motorik bertugas membawa impuls motorik dari sistem syaraf pusat ke otot-otot tubuh, sehingga menimbulkan reaksi atau gerakan tertentu dari anggota tubuh. Baca juga: Psikologi pendidikan

Wilhelm Wundt (1832-1920) berpendapat akan adanya ‘aliansi antara dua bidang ilmu’, yakni fisiologi dan psikologi. Dengan adanya aliansi ini, secara metodologis berarti alat atau teknik pengukuran dalam bidang fisiologi diterapkan kepada bidang psikologi. Wundt menamakan bidang ilmu temuannya ini ‘psikologi eksperimental’.

Ada pula Johannes Mueller (1801-1858) dengan “Hukum Energi Spesifik” (Law of Specific Energies), menyatakan bahwa jenis persepsi inderawi yang diterima bergantung kepada reseptor yang mengirimkan informasi sensorik itu. Kemudian persepsi inderawi tersebut tidak bergantung kepada sumber rangsangan tersebut. Oleh karena itu, perbedaan persepsi yang diterima oleh indera dengar, pandang atau sentuh tidak disebabkan oleh sumber rangsang itu sendiri, melainkan oleh perbedaan struktur syaraf yang dirangsang olehnya.

Lalu, Marshall Hall (1790-1857) dalam penelitiannya tentang gerak refleks, menyatakan bahwa setiap gerak refleks yang terjadi dipengaruhi hanya oleh syaraf tulang punggung (spinal cord) dan tidak oleh otak. Sehingga terjadi gerak yang tidak disadari. Baca juga: Psikologi Keluarga

Mengenai pendefinisian gerak refleks ini timbul kontroversi antara Pfluger dan Lotze. Menurut Pfluger, refleks bermanfaat bagi organisme, sehingga merupakan gerakan yang disadari. Sedang Lotze berpendapat, walaupun bermanfaat tapi refleks tidak berfungsi dalam situasi baru yang belum pernah dihadapi oleh organisme. Menurut Lotze, dalam setiap situasi yang baru bagi organisme tersebut, gerakan yang disadari adalah cara organisme menyesuaikan diri dengan situasi baru itu.

Sumber kontroversi ini adalah pendefinisian kesadaran. Menurut Hall dan Lotze, otak adalah satu-satunya sumber kesadaran, sedang menurut Pfluger, kesadaran diatur oleh seluruh sistem syaraf. Definisi oleh Hall dan Lotze lebih dapat diterima dalam kerangka perkembangan ilmu faal dan psikologi di waktu kemudian, karena dalam perkembangannya gerak refleks menjadi subyek pengkajian ilmu faal, sedang psikologi berfokus pada gerakan yang disadari.

Asal Usul Fisiologi

Fisiologi merupakan turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi, yaitu kajian mengenai kehidupan benda hidup. Fisiologi merujuk pada pengkajian mengenai sifat fisikal benda hidup, cara organisme berinteraksi satu sama lain dan juga dengan alam sekitar dengan kelebihan atau kekurangan fisikal tersebut. Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.

Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari. Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan selain manusia. Fisiologi tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua bidang ini. Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup. Banyaknya subjek menyebabkan penelitian di bidang fisiologi hewan lebih terkonsentrasi pada pemahaman bagaimana ciri fisiologis berubah sepanjang sejarah evolusi hewan.


Proses Kehidupan Psikis (Intensionalitan) dalam Psikologi Faal

Ada tiga aspek proses kehidupan psikis dalam psikologi faal, yakni:

1. Kognitif

Aspek ini bersifat persepsi, pemikiran, kreativitas, pemecahan masalah, dsb. Misalnya, Anda melihat sesuatu dan menggambarkannya dengan jelas di pikiran (melihat ular, dsb), atau Anda melihat sesuatu tapi kemudian membayangkan sesuatu yang lain, yang tidak sesuai kenyataanya (seperti melihat sesuatu yang dikira hantu).

2. Emosional

Aspek ini bersifat afektif, perasaan, emosi, yang menyertai pengenalan. Anda melihat atau mengalami sesuatu, lalu timbul emosi-emosi tertentu. Misalnya, Anda melihat kecelakaan lalu-lintas, lalu timbul rasa ngeri. Atau Anda melihat suatu pemandangan indah, lalu timbul rasa kagum akan kebesaran Tuhan.

3. Konatif

Aspek ini mencakup kehendak, nafsu, kemauan, karsa, dsb. Hal-hal ini mendorong seseorang pada suatu ‘tujuan’, dan itu menjadi motivasi bagi dirinya untuk berbuat sesuatu. Pada seseorang yang sehat mentalnya, ketiga aspek ini akan berjalan secara harmonis dan seimbang. Ketidakseimbangan atau ketidakharmonisan antara pikiran, perasaan, dan kehendak, adalah gejala sakit mental. Misalnya, seseorang yang sudah memahami bahaya merokok bagi kesehatan, tapi masih saja merokok.

Pendekatan Psikologi

Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi sedikitnya ada 5 cara pendekatan, yaitu:

Pendekatan neurobiologis Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental. Biasanya menggunakan terapi tanpa obat.

Pendekatan perilaku Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.

Pendekatan kognitif Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. Kata kognisi menunjk ke persepsi tentang dunia sekitar, beberapa aspek belajar, memori, berpikir, dan pengetahuan tentang lingkungan sekitar. Proses itu merupakan dasar dari pengalaman yang dimiliki yang kita sebut pikiran.

Pendekatan psikoanalisa Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan. Pendekatan fenomenologi Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

Manusia dalam Perspektif Psikologi

Dalam literatur psikologi pada umumnya para ahli ilmu ini berpendapat

bahwa penentu perilaku utama manusia dan corak kepribadian adalah keadaan

jasmani, kualitas kejiwaan, dan situasi lingkungan. Determinan tri dimensional ini

(organo biologi, psikoedukasi, dan sosiokultural) merupakan determinan yang

banyak dianut oleh ahli psikologi dan psikiatri. Dalam hal ini unsur ruhani sama

sekali tidak masuk hitungan karena dianggap termasuk penghayatan subjektif

semata-mata.

Selain itu psikologi apapun alirannya menunjukkan bahwa filsafat yang

mendasarinya bercorak antroposentrisme yang menempatkan manusia sebagai

pusat segala pengalaman dan relasi-relasinya serta penentu utama segala peristiwa

yang menyangkut masalah manusia. Pandangan ini mengangkat derajat manusia

teramat tinggi ia seakan-akan memiliki kausa prima yang unik, pemilik akal budi

yang sangat hebat, serta memiliki kebebasan penuh untuk berbuat apa yang

dianggap baik dan sesuai baginya.

Sampai dengan penghujung abad ini terdapat empat aliran besar psikologi,

yakni : Psikoanalisis, psikologi Perilaku, Psikologi Humasnistik, Psikologi

Transpersonal. Masing-masing aliran meninjau manusia dari sudut pandang yang

berlainan, dan dengan metodologi tertentu berhasil menentukan berbagai dimensi

dan asas tentang kehidupan manusia, kemudian membangun teori dan filsafat

mengenai manusia.

Psikoanalisis

Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856-1839), seorang

neurolog berasal dari Austria, keturunan Yahudi. Teori yang dikembangkan

pengalaman menangani pasien, freud menenmukan ragam dimensi dan prinsip-

prinsip mengenai manusia yang kemudian menyusun teori psikologi yang sangat

mendasar, majemuk, dan luas implikasinya dilingkungan ilmu sosial, humaniora,

filsafat, dan agama.

Evolusi Spesies Manusia

Charles Robert Darwin (1809-1882) adalah ilmuwan asal Inggris yang menemukan hasil penelitian di pulau Galapagos untuk menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebagai bapak evolusi karena memiliki data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori evolusi. Charles Darwin mengeluarkan dua buah buku yang memberikan andil yang cukup penting bagi perkembangan teori evolusi, yakni : 1. On the origin of species by means of natural selections - tahun 1859 2. The descent of man - tahun 1857 Dua inti pokok dari teori Darwin : 1. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa lampau. 2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections) Pengertian dan arti definisi seleksi alam adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu-kupu bersayap gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis. Persamaan teori Lamarck dengan teori Darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana Lamarck disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan Darwin pada seleksi alam.

Etika dalam Penelitian Binatang

Hewan sudah digunakan sebagai obyek di sebagian kecil penelitianbidang psikologi. Tujuan penggunaan hewan:

·Menjalankan penelitian dasar

·Meneliti hal-hal yang tidak dapat dilakukan pada manusia

·Untuk memperjelas pertanyaan teoritis

·Untuk meningkatkan kesejahteraan manusia

Karir di Neurosains

Neurosains adalah bidang ilmu yang mempelajari sistem saraf atau sistem neuron. Area studi mencakup struktur, fungsi, sejarah evolusi, perkembangan, genetika, biokimia, fisiologi, farmakologi, informatika, penghitungan neurosains dan patologi sistem saraf. Awalnya merupakan cabang dari ilmu biologi, namun ilmu ini telah berkembang dan menarik berbagai jenis ilmu lain untuk memanfaatkan pendekatan neurosains termasuk diantaranya adalah kognitif, neuro-psikologi, ilmu komputer, statistika, fisika dan kedokteran. Rentang bidang neurosains telah meluas dengan mengikut sertakan percobaan ilmiah secara sistematis maupun penyelidikan teoritis dari sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi dari organismebiologis. Metodologi empiris yang digunakan oleh ilmuwan neurosains saat ini telah berkembang dengan cepat.


KLIK DISINI
Klik Disni 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar