Asperger - Alphabet Hana's Psyche

Apakah kalian sudah familiar dengan kata "Asperger?" Atau ini pertama kalinya kalian mendengar istilah tersebut? Kalau iya, mari berkenalan dengan si Asperger ini :)

Asperger diartikan sebagai salah satu sindrom  gangggan jiwa yang tergolong dalam spektrum autisme. Sindrom Asperger memiliki sedkit perbedaan gangguan dengan Autisme. Para penderita Asperger mayortas pandai dan mahir dalam bahasa, berbeda dengan penderita autisme yang memang sulit untuk berintersaksi.

Penyebab dari sindrom ini di duga karena terjadinya infeksi pada saat kehamilan. Selain itu terppar agen atau faktor yang menybabkan perubahan pada bentuk janin juga diduga sebagai penyebab lainnya.

Lalu apa gejala dari Asperger ini?

  • Sulit berinteraksi. Penderita sindrom Asperger mengalami kecanggungan dalam melakukan interaksi sosial, baik dengan keluarga maupun orang lain. Jangankan berkomunikasi, bahkan untuk melakukan kontak mata saja agak sulit.
  • Tidak ekspresif. Penderita sindrom Asperger jarang menampilkan ekspresi wajah atau gerakan tubuh yang berkaitan dengan ungkapan emosinya. Ketika bahagia, penderita sindrom Asperger akan susah untuk tersenyum atau tidak bisa tertawa meskipun menerima suatu candaan yang lucu. Penderita juga akan berbicara dengan nada yang datar-datar saja, tidak ubahnya seperti robot yang berbicara.
  • Kurang peka. Saat berinteraksi dengan orang lain, penderita sindrom Asperger hanya berfokus menceritakan diri sendiri serta tidak punya ketertarikan dengan apa yang dimiliki oleh lawan bicara. Penderita sindrom Asperger bisa menghabiskan waktu berjam-jam membahas hobi yang disenanginya, misalnya membicarakan tentang klub, pemain, dan pertandingan sepak bola yang disukainya kepada lawan bicara.
  • Obsesif, repetitif, dan kurang menyukai perubahan. Rutin melakukan hal yang sama secara berulang-ulang (repetitif) dan tidak menerima perubahan pada sekitarnya ialah ciri khas penderita sindrom Asperger. Salah satu tanda yang paling terlihat ialah suka mengonsumsi jenis makanan yang sama selama beberapa waktu atau lebih suka berdiam diri di dalam kelas ketika jam istirahat berlangsung.
  • Gangguan motorik. Anak yang menderita sindrom Asperger mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya, jika dibandingkan dengan anak seusianya. Oleh karena itu, mereka sering tampak kesulitan saat melakukan kegiatan-kegiatan biasa, seperti menangkap bola, mengendarai sepeda, atau memanjat pohon.
  • Gangguan fisik atau koordinasi. Kondisi fisik penderita sindrom Asperger tergolong lemah. Salah satu tandanya ialah gaya berjalan penderita cenderung kaku dan mudah goyah.


Para penderita sindrom Asperger sering di diagnosis keliru. Mereka sering dianggap mengalami ganggguan ADHD. Semua gangguan ini sama, sama-sama tidak bisa dicegah. Namun, masih ada beberapa hal yan dapat dilakukan untuk meningkatkan potensi atau kemampuan yang dimiliki si penderitanya, misalnya melalui beberapa terapi, seperti :

  • Terapi bahasa, bicara, dan sosialisasi. Penderita sindrom Asperger sebenarnya pandai dalam menguasai bahasa dan berbicara. Hanya saja, kemampuan ini tidak mampu dilakukan kepada orang lain. Terapi ini mencoba untuk membiasakan penderita berbicara kepada orang lain, melakukan kontak mata ketika berinteraksi, serta membahas topik yang juga diinginkan oleh lawan bicara.
  • Terapi fisik. Terapi fisik atau fisioterapi bertujuan melatih kekuatan anggota-anggota tubuh. Sejumlah latihan rutin yang bisa diterapkan ialah lari, melompat, naik-turun tangga, atau bersepeda.
  • Terapi okupasi. Terapi yang cukup lengkap dengan menggabungkan latihan fisik, kognitif, dan pancaindra. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki sekaligus meningkatkan kemampuan kognitif, fisik, sensorik, motorik, serta memperkuat kesadaran dan penghargaan kepada diri.
  • Terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku kognitif memberikan pengajaran kepada anak mengenai cara-cara untuk mengungkapkan perasaannya dan bergaul dengan teman sebaya atau orang-orang di sekitarnya. Penderita akan dilatih untuk mengendalikan rangsangan yang diterima indera-indera tubuh, rasa takut, cemas, keinginan, penolakan, dan ledakan emosi.

Komplikasi Sindrom Asperger

Meski tidak semua penderita mengalaminya, komplikasi sindrom Asperger dapat berupa :

  • Cemas
  • Mudah marah
  • Agresif
  • Terlalu sensitif dengan lingkungan sekitar, misalnya suara bising
  • Depresi
  • Gangguan obsesif-kompulsif
  • Kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri

.Adapun untuk mengenali tanda-tanda pengidap Aspeger ialah sebagai berikut :

1. Perhatikan cara berkomunikasi nonverbal mereka. Cara komunikasi mereka yang berbeda dengan anak lain pada umumnya. Kalian bisa memperhatikan hal hal berikut :

 a. Kecenderungan untuk menghindari kontak mata.
 b. Keterbatasan penggunaan ekspresi wajah, dan/atau suara monoton.
 c. Keterbatasan penggunaan bahasa tubuh ekspresif, seperti gerakan tangan dan anggukan kepala.

2. Perhatikan tanda-tanda mutisme selektif. Mutisme selektif adalah keadaan seseorang hanya berbicara dengan orang yang ia rasa nyaman, dan diam saja di dekat semua orang lainnya. Ini biasa ditemukan pada penderita Asperger. Mereka mungkin berbicara terbuka dengan orang tua dan saudara, tetapi diam di sekolah dan di dekat orang-orang yang tidak ia kenal dengan baik.

3. Tentukan apakah ada kesulitan dalam membaca isyarat sosial dari orang lain. Penyandang Asperger sulit membayangkan perasaan orang lain dan memahami isyarat nonverbal. Ia mungkin bingung dengan ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang menyampaikan rasa senang, sedih, takut, atau sakit. Berikut contohnya :


  • Ia mungkin tidak sadar sudah mengatakan sesuatu yang menyakitkan atau ketika ia membuat orang lain tidak nyaman saat mengobrol.
  • Anak yang bermain terlalu kasar, tidak sadar bahwa mendorong atau kontak fisik agresif bisa membuat orang lain sakit.
  • Terus menanyakan perasaan orang lain (misalnya, "Kamu sedih?" atau "Apa kamu lelah?") karena tidak yakin bagaimana perasaan orang lain. Jika lawan bicaranya tidak menjawab dengan jujur, ia mungkin bingung dan mencoba mencari jawaban jujur, tidak hanya diam saja.
  • Sangat terkejut, sedih, dan menyesal ketika diberi tahu bahwa tindakannya tidak pantas. Sepertinya ia benar-benar tidak mengerti. Ia mungkin merasa lebih buruk 

4. Perhatikan pembicaraan satu sisi. Individu penyandang Asperger mungkin tidak memahami timbal balik dalam percakapan, khususnya dalam topik yang menarik baginya atau topik moral seperti hak asasi manusia. Ia mungkin sangat bersemangat sehingga tidak menyadari bahwa lawan bicara juga ingin mengatakan sesuatu atau bosan.

Beberapa penyandang Asperger sadar bahwa mereka kadang memonopoli pembicaraan dan kemudian takut membicarakan minat mereka. Jika ada orang yang ragu membicarakan subjek favorit dan mengira orang lain kesal atau bosan dengannya, mungkin ia sedang berusaha menekan dorongan bicara karena takut dengan konsekuensi sosial daripada orang yang disakitinya.


5. Lihat apakah ia memiliki gairah intens. Banyak penyandang Asperger memiliki minat khusus yang hampir obsesif dalam beberapa subjek. Misalnya, penyandang Asperger yang tertarik dengan bisbol mungkin hafal dengan nama dan statistik tiap pemain dalam semua tim Liga Utama. Yang lain mungkin senang menulis, ia menulis novel dan memberi saran tulisan yang bagus pada usia yang sangat muda. Setelah dewasa, gairah ini bisa berkembang menjadi karier yang sukses dan menyenangkan.

6. Perhatikan apakah ia mengalami kesulitan dalam berteman. Penyandang Asperger mungkin sulit berteman karena ia tidak bisa berkomunikasi dengan efektif. Sebenarnya, banyak dari mereka yang ingin berteman, tetapi tidak memiliki kemampuan sosial yang memadai. Kecenderungan mereka untuk menghindari kontak mata dan obrolan yang canggung kadang disalahartikan sebagai kekasaran dan antisosial padahal sebenarnya mereka ingin mengenal orang lain degan baik.

  • Beberapa penyandang Asperger, khususnya anak kecil, mungkin tidak menunjukkan minat untuk berinteraksi dengan orang lain. Ini biasanya berubah seiring usia dan ketika ia memiliki keinginan untuk bergaul dan menyesuaikan diri dalam kelompok.
  • Penyandang Asperger mungkin hanya memiliki beberapa teman dekat yang sangat memahaminya, atau ia bergaul dengan banyak kenalan yang tidak memiliki ikatan mendalam.
  • Penyandang autisme cenderung dijadikan sasaran penindasan dan memercayai orang yang memanfaatkan mereka.

7. Perhatikan koordinasi fisik orang tersebut. Penyandang Asperger biasanya kurang memiliki kemampuan koordinasi, dan kadang agak kikuk. Mereka bisa saja sering tersandung atau menabrak dinding dan furnitur. Selain itu, mereka mungkin tidak ahli dalam aktivitas fisik berat atau olahraga. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar