Katarsis - Alphabet Hana's Psyche

Setiap jiwa pasti memiliki emosi yang terpendam. Membiarkan emosi terpendam tanpa mengeluarkannya sama saja dengan menabung penyakit. Sesekali , kita sebagai manusia, harus melampiaskan emosi agar jiwanya lebih tenang dan tidak terbebani. Dalam ilmu psikologi, hal ini disebut katarsis.  Katarsis adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mengungkapkan emosi yang sedang dirasakan.

Teori Katharsis pertama kali diperkenalkan pada kisaran awal tahun 1960 dalam tulisan berjudul “The Stimulating Versus Cathartic Effect of a Vicarious Aggressive Activity” yang dipublikasikan dalam journal of abnormal social psychology. Konsep teori ini berdiri diatas psikoanalisa Sigmund Freud, yaitu emosi yang tertahan bisa menyebabkan ledakan emosi berlebihan, maka dari itu diperlukan sebuah penyaluran atas emosi yang tertahan tersebut. Katarsis bisa dilakukan dalam berbagai bentuk aktifitas yakni melukis, menulis puisi, olahraga, mewarnai, jalan-jalan, berteriak, hingga cara-cara lain yang cukup membahayakan.

Penyaluran emosi dan agresi tersebut, terkadang didasari oleh sebuah tragedy atau peristiwa yang pernah menimpa seseorang dimasa lalu dan menimbulkan rasa trauma. Contohnya, Warga Indonesia yang jenuh melihat kondisi kehidupan Indonesia dengan segala warna kecurangan, korupsi serta tindak ketidak adilan yang dilakukan oleh pemerintah dan polisi, merasa senang dan emosi serta agresinya tersebut tersalurkan ketika menonton film India, yang menceritakan tentang kepahlawanan seorang inspektur polisi membasmi koruptor dan polisi jahat

Teori ini menjelaskan juga bahwa konten dewasa dan juga kekerasan yang ditampilkan oleh media memberikan efek positif karena memberikan kesempatan bagi individu untuk meninggalkan sifat anti
sosial mereka di dalam sebuah dunia fantasi.

Menurut Freud, manusia digerakkan oleh dua naluri eros dan thanatos.Eros adalah naluri konstruktif dan thanatos adalah naluri destruktif. Pada dasarnya, manusia itu agresif –senang merusak, membunuh dan menghancurkan. Dorongan agresif tentu tidak seluruhnya di benarkan masyarakat.
Bila mengalami hambatan, dorongan agresif bertumpuk dan menimbulkan ketegangan. Kata Freud, kekuatan agresif yang terhambat sewaktu waktu dapat meledak. Orang harus berusaha menguranginya, menahannya atau bahkan melenyapkannya sama sekali.

Dorongan agresif tentu tidak seluruhnya di benarkan masyarakat. Bila mengalami hambatan, dorongan agresif bertumpuk dan menimbulkan ketegangan. Kata Freud, kekuatan agresif yang terhambat sewaktu waktu dapat meledak. Orang harus berusaha menguranginya, menahannya atau
bahkan melenyapkannya sama sekali

Bentuk - Bentuk Katarsis :

1. Katarsis Emosi
Dalam bentuk ini, seseorang dapat mengetahui penyebab timbulnya situasi stres yang ada dalam diri seseorang, kemuadian menganalisa penyebab,melakukan uji dengan realitas,  sehingga dapat mencari cara yang tepat untuk menyalurkan ketegangan yang ada dalam dirinya.

2. Katarsis Fisik
Berbeda dengan katarsis emosi, dalam katarsis fisik, seseorang menyalurkan keteganganya dengan melakukan berbagai aktivitas fisik. Contoh katarsis fisik yang biasa dilakukan oleh seseorang adalah mengangis, tertawa, menyibukkan diri, bisa dengan melakukan hobinya seperti berenang, berlari, menyanyi dan sebagainya.

3. Katarsis Mental
Katarsis ini mendorong seseorang untuk mengubah pandangan mereka terhadap penyebab emosi yang mucul. Maksutnya? Mereka harus mengembangkan toleransi yang lebih dalam terhadap penyebab kekecewaan, kemarahan, ketakutan atau emosi lainnya yang menjadikan mereka merasa tertekan.

Pada dasarnya manusia memang mempunyai berbagai jenis kebutuhan, bukan hanya yang bersifat materil melainkan ada faktor-faktor pembentuk lainnya. Normalnya, jiwa yang sehat merupakan jiwa yang terpenuhi akan segala kebutuhannya. Ada 5 tingkat hierarki kebutuhan menurut Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kebutuhan terbawah seperti fisiologis, rasa aman dan kasih sayang merupakan kebutuhan yang paling dasar untuk menuju tingkat kebutuhan yang lebih tinggi. Dengan kata lain, manusia akan terganggu untuk mencapai aktualiasi dirinya sebelum kebutuhan paling dasarnya terpenuhi, sehingga menjadi penting untuk kita kenal dengan diri sendiri, dan tau cara berkartasis yang tepat sesuai keadaan individu masing-masing.


KLIK DISINI
KLIK DISINI 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar