Heteroseksual & Homoseksual - Hana's Opini

Ketika membaca kata "Hetero" dan "Homo" , apa yang terbersit di pikiran kalian? . LGBT kah? Orientasi seksual normal kah? Atau belok dan lurus? kkkk~ . Untuk semua pertanyan konyol Hana, mari kia bahas yuk

Melihat kondisi Indonesia sekarang, LGBT menampakkan diri dari persembunyiannya. Hal ini dikarenakan maraknya aktivis dan negara-negara yang mulai me-legalkan dan meyuarakan hak-hak LGBT. Mayoritas mereka adalah negara liberitas yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hingga pada akhirnya, orang-orang yang notabenenya hetero pun membela pihak-pihak LGBT dengan alasan keberadaan mereka sama sekali tidak menganggu dan mereka sama-sama manusia.

Dimana ada pihak yang pro, pastilah ada pihak yang kontra. Mayortas pihak yang kontra tentu saja berasal dari orang-orang religius yang memang tidak setuju dan mem-blacklist keberadaan mereka. Alasan utama? LGBT dilarang keras dalam agama. Sampai-sampai ada pihak yang mengatakan para pelaku LGBT lah yang membaw petaka di dunia ini. Hingga akhirnya pelakunya bisa saja diusir, dibuang, dan lebih parahnya dilenyapkan.

Apasih hetero seksual itu? Hetero seksual adalah kondisi dimana seseorang tertarik kepada lawan jenis. Baik berhubungan, menjalin komitmen dan melakukan hal seksual. Sedangkan homoseksual adalah kebalikan dari Hetero seksual. Orang-orang homoseksual hanya tertarik kepada sejenis mereka. Mereka tidak bisa merasakan gairah kepada lawan jenis mereka.

Hana pernah baca suatu artikel yang mengatakan bahwa sebenarnya homoseksual itu muncul karena pengaruh lingkungan dan salah besar jika mengatakan itu muncul karena faktor biologis. Untuk pernytaan ini, Hana pribadi masih abu-abu (tidak jelas). Hana pernah bertanya dan punya beberapa kerabat pelaku homoseksual dan tidak sedikit dari mereka yang mengatakan, mereka merasa menjadi seorang homoseksual sejak mereka kecil. Tetapi ketika Hana memandang masalah mereka, mayoritas pelaku homoseksual berasal dari keluarga yang tidak utuh.

Ada sebuah kasus dimana seorang perempuan berpenampilan dan  bertingkah layaknya pria sejak kecil. Usut punya usut hal tersebut dikarenakan sosok ayah di keluarganya sudah hilang sejak ia kecil dan sebagai anak sulung, ia merasa ia harus kuat untuk adik dan ibunya. Di sisi lain, ada seorang pria yang memilih untuk menjadi feminim karena kurangnya ajaran "manly" dari ayahnya sejak ia kecil.

Ada juga beberapa kasus yang menurut Hana agak diluar nalar. Seperti orang tua yang tidak menerima anaknya terlahir sebagai seorang laki-laki dan memaksa mereka untuk menjadi feminim. Tidak sedikit juga yang mengaku menjadi pelaku homoseksual sejak menjadi korban pelecehan.

Jika dilihat dari sudut pandang agama, memang tidak ada satupun agama yang mengatakan perilaku homoseksual itu benar atau sah. Manusia diciptakan berpasang-pasangan dan pasangan yang dimaksud adalah pria dan wanita. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang sosial dan budaya, LGBT akan selalu di cap sebagai perilaku yang menyimpang. Dengan alasan mengurangi populasi penduduk, karena otomatis pasangan homoseksual tidak bisa memiliki anak kecuali mereka mengadopsi atau melakukan peminjaman rahim untuk pasangan gay dan tanam sperma unntuk pasangan lesbi.

Karena alasan diatas itu Hana pribadi netral sama kasus ini. Disatu sisi Hana gabisa nyalahin mereka apalagi ketika kita ga ada di kondisi mereka. Di sisi lain ya kalau mau mikir segi agama dan sosial memang mayoritas ditentang keras. Namun jika pelaku homoseksual pun dipaksa menjadi hetero pasti ngga akan  baik.

Seperti kasus di kota Hana sendiri. Seorang ibu tau anaknya perempuannya seorang lesbian. Lantas di ruqiyah dan di jodohkan dengan seorang pria yang menurut mereka baik. Setelah menikah apa yang terjadi? Si anak perempuan ini tetap melanjutkan hubungan dengan pasangan lesbinya dan tidak ingin disentuh sedikitpun oleh suaminya. Tidak menjalankan kewajiban layaknya seorang istri. Dan yang lebih parahpun, ada beberapa pasangan homoseksual yang dipaksa menjadi hetero meski sudah memiliki anak, memilih untuk cerai dan hidup bersama pasangan homoseksualnya.

Lalu bagaimana Hana sendiri menghadapi kerabat yang ternyata homoseksual?

1. Banyak mendengar mereka. Tingkat depresi pelaku homoseksual jauh lebih tinggi dibanding mereka yang hetero seksual. Terutama di kalangan remaja yang masih bimbang dengan orientasi seksual mereka. Let them tell their story. Kenapa mereka sampai bisa seperti itu, dan apa yang mereka rasakan setelah menjalani kehidpan seperti itu, Akan bagus sekali jika setelah mendengar mereka kita bisa memberikan solusi yang bisa di terima nalar mereka. Namun jika kalian merasa solusinya akan sia-sia, cukup diam dan dengarkan ya.

2. Jangan hakimi mereka. Hana tau, ketika pertama kali kalian kenal seseorang pelaku homoseksual, kalian pasti acap kali ingin langsung menasehati dengan siraman rohani atau malah membubuhi mereka dengan pertanyaan yang tak masuk akal. Sampai akhirnya mereka merasa semakin tidak berguna, buntu dan stres.

3. Tetap jaga jarak. Jaga jarak yang Hana maksud disini bukan berarti ga boleh nyentuh mereka atau makan bareng mereka ya. Tapi tetap buat batasan ke mereka tentang hubungan percintaan. Perilaku homoseksual tidak menular secara biologis, tetapi bisa menular secara sosial.

Sebagai contoh, ada seseorang yang sedang dalam tahap stres berat. Ia butuh seseorang untuk memberinya semangat dan harapan hidup. Lantas temannya (pelaku hs) menyarankan untuk bergaul dengan sesama (hs). Sangat tidak menutup kemungkinan, seseorang yang tadinya hetero ini menjadi pelaku hs karena merasa ketika ia kosong, terisi oleh seseorang even mereka sesama jenis.

Hana juga mau sedikit sharing, gi,mana hadapin mereka yang hetero sekaligus homophobic.

1. Sebaiknya jangan membahas masalah LGBT, apalagi kepada homophobic akut, pasti kena maki kalian hehe.

2. Sebaiknya jangan pernah ajak mereka berdebat apalagi kalau mereka bukan orang yang open-minded. Karena topik ini percuma diperdebatkan. Tidak akan ada titik akhir, kecuali dunia ini tamat hehe.

KLIK DISINI
>>> KLIK DISINI <<<







Tidak ada komentar:

Posting Komentar