Neuropsikologi - Hana's Psyche

Neuropsikologi adalah bidang psikologi klinis dan eksperimental yang berupaya mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi otak dengan proses dan perilaku psikologis. Istilah neuropsikologi telah digunakan untuk penelitian lesi pada manusia dan hewan. Istilah ini juga diterapkan untuk upaya mencatat aktivitas listrik dari sel-sel individual (atau sekelompok sel) pada primata-primata (termasuk manusia). Pendekatan neuropsikologi bersifat ilmiah, menggunakan neurosains, dan memiliki sudut pandang mengenai pemrosesan informasi yang sejalan dengan psikologi kognitif dan sains kognitif.

Neuropsikolog biasanya bekerja di tempat penelitian (seperti universitas, laboratorium, atau institusi penelitian), klinik, forensik, atau industri (sebagai konsultan untuk desain produk yang terkait dengan pengetahuan neuropsikologis atau manajemen percobaan klinis pada perusahaan farmasi untuk obat-obatan yang mungkin berdampak pada fungsi sistem saraf pusat).


Adapun Neuropsikologi adalah sebagai berikut (Trull, 2005) :


1. Membantu neuropsikologis atau dokter lainnya untuk memberikan keterangan diagnosis yang khas menyangkut persyarafan dan gangguan-gangguannya. Misalnya, seorang pasien memperlihatkan adanya gejala-gejala terganggu, tetapi diprakirakan bisa berbasis neurologis maupun gangguan emosional.

2. Neuropsikolog membuat prognosis (peristiwa yang akan terjadi) untuk penyembuhan.

3. Melibatkan diri dalam proses penyembuhan dan rehabilitasi. Tes neuropsikologis bisa menentukan lokasi gangguan dalam otak yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan.

4. Neuropsikolog dapat diminta untuk mengevaluasi pasien gangguan mental untuk membantu meramalkan kondisi penyakit, misalnya taraf kekurangan sisi kognitif, maupun merancang strategi penanganan bersangkutan dengan kekuatan dan kelemahan pasien.

Latar Belakang Neuropsikologi

 Sejarah Neuropsikologi


Sejarah singkatnya studi mengenai perubahan-perubahan perilaku yang menyertai cidera pada bagian-baian tertentu dari otak memiliki sejarah panjang. Beberapa contoh paling awal dapat ditemukan dalam barang-barang peninggalan jaman Mesir kuno yang berangkat tahun 3000 – 2500 SM. Disana didiskripsikan fitur-fitur fisik otak dan contoh-contoh kasus, termasuk saran-saran penanganannya.

Galen (130 – 200M), seorang di kekaisaran romawi, menangani para gladiator yang cidera. Dalam perannya inilah ia melakukan observasi-observasi yang menghasilkan beberapa pengetahuan tentang hubungan berbagai tipe trauma dengan perubahan-perubahan perilaku yang mengikutinya.
      Beralih kezaman yang relatif modern, pada 1861 Paul Broca mengembangkan teori-teori penting tentang penemuan kasus “Tan”- nya yang termasyur. Tan adalah seorang pasien yang kehilangan kemampuan bicara selama lebih dari 20 tahun sebelum kematiannya. Dengan melakukan otobsi terhadap Tan, Broca menemukan keberadan Lesi dibelahan otak kiri Tan, dibagian yang kelak diberi nama broca’s area. Ini memberikan data yang mendukung kontroversi yang signifikan pada masa itu lokalisasi fungsi.

Neuropsikologi seringkali dibedakan menjadi dua area utama: neuropsikologi klinis dan neuropsikologi eksperimental. Perbedaan yang paling mendasari diantara keduanya adalah, pada neuropsikologi klinis subjeknya adalah mereka yang memiliki kerusakan pada otaknya, sedangkan pada studi eksperimental subjeknya adalah orang-orang dengan otak yang normal, walaupun mungkin metode investigasi yang digunakan juga berbeda-beda.

Neuropsikologi klinis berhubungan dengan  pasien-pasien yang memiliki kerusakan pada otaknya. Kerusakan ini bisa diakibatkan oleh penyakit atau tumor, kerusakan secara fisik, maupu karena trauma otak, atau bisa juga karena adanya perubahan biokimiawi. Neuropsikologi klinis mengukur kemunduran pada intelejensi, kepribadian, dan fungsi sensori-motorik dengan prosedur tes terstandar, kemudian menghubungkan hasilnya dengan lokasi di otak yang terkena dampak.

Dalam neuropsikologi banyak digunakan berbagai teknik pengukuran dalam rangka pengambilan data kerja otak dan perilaku. Asesmen neuropsikolgi didefinisikan sebagai evaluasi otak dan fungsi sistem saraf yang berhubungan dengan tingkah laku .Tes-tes neuropsikologi menggunakan alat-alat yang telah terstandarisasi. Tugas-tugas alat tes ini telah didesain sedemikian rupa sehingga performa alat-alat tersebut dapat dihubungkan pada proses neurokognitif yang spesifik.


  • Teknis neuroimaging
  • Computerized Axial Tomography (CAT) menggunakan Sinar X yang dikompilasikan oleh komputer
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan frekuensi-frekuensi radio yang tidak membahayakan dan interaksinya dengan otak, yang kemudia diukur oleh komputer sehingga menciptakan gambar-gambar otak
  • Positron Emitted Tomography (PET) menggunakan larutan radioaktif yang disuntikkan untuk kemudian dikaji aktivitas metabolik otak
  • Electroencephalography (EEG) merekam aktivitas elektrik otak (“gelombang otak”) dari kabel-kabel yang dilekatkan ke permukaan kulit kepala
  • Tes psikologi
  • Batere Tes: Reitan-Halstead
  • Pendekatan batere lainnya: WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale) asesmen fungsi kognitif; LNNB 1 (Luria Nebraska Neuropsychological Battery) dan LNNB 2
  • Asesmen neuropsikologis memberikan bukti-bukti yang objektif sesuai faktanya, sehingga disebut bahwa asesmen neuropsikologis adalah “standar emas”nya bila dibandingkan dengan alat-alat diagnostik lainnya untuk mengetahui adanya patologi di otak, hanya autopsi satu-satunya yang dapat “mengalahkan” keakuratan asesmen neuropsikologi.

  Fungsi - fungsi di Lokasi Otak 

Sekarang, ahli neuropsikologi menjelaskan otak menurut fungsi spesifik, mereka melakukannya dengan menjelaskan lokasi dan perspektif global (walsh, 1987). Area yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda. Belahan otak juga mempunyai fungsi tertentu dan saling berhubungan. Secara umum, bagian belakang otak memiliki fungsi sensori, sedangkan bagian depan otak memiliki fungsi eksekutif. Occipital lobe berfungsi memproses informasi visual; stimulus dari retina dibawa oleh saraf  penglihatan kepada thalamus dan kemudian ke occipital lobe. Setelah informasi visual diproses di occipital lobe, kemudian diteruskan ke bagian parietal, yang mengkombinasi dan mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber. Karena parietal merupakan daerah dimana visual, auditori dan sensori bertemu, jadi disinilah penyatuan persepsi objek. Seseorang dengan kerusakan pada bagian parietal sering merasa kesulitan dalam mengenali objek, bahkan hal yang sangat umum dikenal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar